Jamupedia

Akar Wangi

Akar wangi (Vitiveria zizanioides Stapt) merupakan tumbuhan rumput-rumputan yang berasal dari India, Birma, dan Sri Lanka. Umumnya, akar wangi dibudidayakan untuk diambil minyaknya, dipakai sebagai bahan kerajinan, atau sebagai tanaman pencegah longsor. Dewasa ini, pemanfaatkan akar wangi berkembang sebagai bahan baku untuk pembuatan obat herbal. Pemanfaatan ini didasarkan pada kandungan senyawa metabolit sekunder yang berguna dalam bidang farmakologi. Potensi tebentuknya metabolit sekunder pada tanaman akar wangi beberapa di antaranya terkait dengan aktivitas bakteri endofit yang berada dalam organ tanaman. Bakteri endofit ini merupakan bakteri yang mampu merombak senyawa kompleks menjadi lebih sederhana yang dapat memicu tanaman menghasilkan metabolit sekunder.

Tanaman yang dikenal juga dengan nama larasetu (Jawa) dan usar (Sunda) ini merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang biasa disebut vetiver oil. Minyak ini banyak digunakan untuk pembuatan parfum, kosmetik, sabun, obat-obatan, serta pembasmi serangga. Minyak dari akar wangi mempunyai aroma yang lembut dan halus karena ester dari asam vetinenat dan adanya senyawa vetivenol. Hasil penyulingan tanaman akar wangi merupakan komoditas ekspor yang menjanjikan. Saat ini, Indonesia menjadi negara ekportir akar wangi terbesar kedua setelah negara Haiti. Daerah penghasil akar wangi di Indonesia adalah Garut, Jawa Barat dan Wonosobo, Jawa Tengah.

Klasifikasi tanaman akar wangi

Kerajaan              : Plantae

Divisi                     : Spermatophyta

Sub divisi             : Angiospermae

Kelas                     : Monocotyledone

Ordo                      : Graminales

Keluarga              : Graminae

Genus                   : Vetiveria

Spesies                 : Vetiveria zizanioides stapf

 

Morfologi tanaman akar wangi

Tanaman akar wangi merupakan tanaman rumput menahun yang membentuk rumpun yang besar, padat, dan tumbuh dengan arah yang tegak lurus. Pohonnya bercabang-cabang, memiliki rimpang dan sistem akar serabut yang dalam. Rumpun akar wangi tumbuh dengan ketinggian 1 hingga 1,5 meter dan memiliki diameter batang 2-8 mm. Daunnya berbentuk pipih, kaku, dan bagian permukaan bawahnya licin. Bunganya merupakan bunga malai (tandan majemuk), setiap tandan memiliki panjang mencapai 10 cm dan berwarna hijau atau ungu. Ruas yang terbentuk antara tandan dengan tangkai bunga berbentuk benang dengan bagian apeksnya tampak menebal. Bagian daunnya tidak mengandung minyak atsiri sehingga tidak dapat disuling. Sesuai namanya, akar wangi memiliki aroma yang wangi. Bau wangi ini berasal dari akarnya.

 

Tempat tumbuh dan perbanyakan

Kondisi tanah dan iklim lingkungan sangat memengaruhi kualitas minyak akar wangi yang akan dihasilkan. Jenis tanah yang cocok untuk penanaman akar wangi adalah tanah berpasir atau tanah abu vulkanik di lereng bukit. Kedua jenis tanah ini akan membuat pertumbuhan akar menjadi lebat dan panjang. Jika ditanam pada tanah yang memiliki banyak kandungan air, pertumbuhan akar dan produksi minyak yang dihasilkan kurang maksimal. Keasaman tanah idealnya sekitar 6-7. Jika tanahnya terlalu asam, tanaman akar wangi akan tumbuh kerdil. Sebaiknya, jika tanah terlalu basa, unsur garam tidak akan terserap sehingga bentuk akar menjadi kurus dan kecil.

Akar wangi cocok ditanam di daerah dengan ketinggian 300-2.000 mdpl, tetapi akan menghasilkan produksi maksimal jika ditanam pada ketinggian 600-1.500 mdpl. Suhu yang cocok untuk penanaman akar wangi adalah sekitar 17-27derajat celcius dengan curah hujan sekitar 140 hari/tahun. Tanaman ini menyukai sinar matahari sehingga cocok ditanam di lahan terbuka. Hindari penanaman pada lahan yang teduh karena akan memengaruhi sistem pertumbuhan akar.

Tanaman akar wangi dapat diperbanyak dengan cara generatif dan vegetatif. Cara generatif dilakukan melalui biji. Cara vegetatif dilakukan dengan memisahkan anak rumpun atau memecah akar tunggalnya yang telah bertunas.

 

Kandungan dan manfaat

Daun, batang, dan akar tanaman akar wangi memiliki beberapa manfaat. Batangnya biasa dipakai sebagai bahan kerajinan dan diolah menjadi minyak. Kerajinan dari bahan akar wangi sering kita temui di toko cinderamata atau tempat-tempat wisata. Akarnya juga menghasilkan kandungan minyak atsiri yang  berupa vetiverin, vetiveron, veton, vetivazulen, hars, dan zat petin. Minyak ini nantinya akan dipakai sebagai bahan pembuatan parfum, kosmetik, dan sabun. Pada zaman dahulu, akar wangi sering digunakan sebagai pewangi pakaian (terutama batik) dan pewangi benda-benda pusaka seperti keris.

Akar wangi untuk pengobatan

  1. Sebagai obat kumur alami
    • Siapkan beberapa potong akar wangi, 2 lembar daun sirih, pegagan sebanyak satu genggaman tangan orang dewasa, 6 butir kapulaga, dan air sebanyak 110 cc. Rebus semua bahan tersebut hingga mendidih, setelah itu saring dan diamkan. Pada kondisi hangat, gunakan air tersebutuntuk kumur-kumur.

Air rebusan akar wangi ini tidak memiliki efek buruk bagi tubuh, sehingga tidak perlu khawatir jika tertelan. Berkumur dengan obar kumur alami ini akan membuat napas menjadi harum, mencegah radang mulut, dan membersihkan plak gigi.

Cara pemakaian;

    • Untuk berkumur 2 kali sehari, setiap kali kumur pakai 100 ml.
    • Bila perlu dapat diencerkan dengan air hangat, jika tertelan tidak berbahaya.
  1. Sebagai obat rematik
    • Ambil akar wangi secukupnya, potong-potong ukuran sedang, rebus bersama dengan air secukupnya hingga mendidih. Tambahkan sedikit garam. Dalam kondisi hangat, gunakan air ini untuk mandi. Lakukan satu jam sebelum tidur selama satu

Kontributor