Jamupedia

B2P2TOOT

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) merupakan sebuah lembaga yang menjadi garda depan dalam hal penelitian, pengembangan, dan pelestarian tanaman obat di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia. Terletak di lereng Gunung Lawu dengan pemandangan dan cuaca yang segar, B2PTOOT dilengkapi dengan fasilitas yang  mendukung aktivitas ‘rumah jamu’ dari hulu hingga hilir.

Mengacu pada fungsinya, B2P2TOOT melakukan penelitian dan pengkajian di bidang tanaman obat dari hulu ke hilir. Tidak berhenti pada penelitian tetapi juga bagaimana hasil penelitian dipublikasikan dan sampai kepada masyarat sehingga bisa dimanfaatkan oleh industri, masyarakat, maupun pengelola program. Selain itu, muara hasil penelitian yang dilakukan oleh B2P2TOOT bisa jadi berupa rekomendasi kepada pemerintah terkait untuk sebuah kebijakan.

 

Sejarah B2P2TOOT

Sebelum bertransformasi menjadi B2P2TOOT, ada sejarah panjang yang mengawalinya. Pada masa awal kemerdekaan RI, Raden Mas Santoso Soerjokoesoema merintis pembuatan kebun koleksi tanaman obat di Tawangmangu. Dengan semangat dan kecintaan serta bekal ilmu pengetahuan yang dimiliki, R.M Santoso Suryokusumo menjaga dan merawat tanaman obat di kebun tersebut. Demi menjaga aset yang sangat berharga tersebut, R.M Santoso Suryokusumo memutuskan untuk menghibahkannya kepada negara. Sejak April 1948, kebun koleksi tanaman obat yang terletak pada ketinggian 1.150 mdpl di kaki gunung Lawu tesebut dikelola oleh pemerintah melalui lembaga Eijkman dan dinamai ‘Hortus Medicus’.

R.M. Santoso sendiri merupakan putra Bupati Kebumen yang menuntut Ilmu Farmasi di Belanda dengan mengambil kepakaran tentang tanaman obat. Ia adalah sosok yang sangat peduli dengan tanaman obat yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Beliau juga merupakan tentara yang bergerilya dari suatu tempat ke tempat lain dan kebetulan singgah di Tawangmangu dan menemukan kebun peninggalan Belanda ini.

Pergantian lembaga pengelola Hortus Medicus terjadi beberapa kali. Pada Bulan April 1978, diterbitkan Kepmenkes Nomor 149 tahun 1978 yang mentransformasikan kebun koleksi tanaman obat menjadi institusi riset bernama Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) sebagai UPT di bawah naungan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen Kesehatan RI. Tugas utama BPTO adalah menyelenggarakan riset tanaman obat meliputi eksplorasi, adaptasi, dan budidaya tanaman obat, serta uji fitokimia tanaman obat.

Pada Juli 2006 diterbitkan Permenkes Nomor 491 tahun 2006 yang meningkatkan status kelembagaan BPTO menjadi Balai Besar Penelitian Tanaman Obat dan Obat Tradisional. Seiring perubahan status ini, lingkup tugas pokoknya pun meningkat sebagai lembaga riset dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional untuk mendukung peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Komitmen Kementerian Kesehatan untuk menjadikan jamu sebagai salah satu modalitas pengobatan tradisional Indonesia yang dapat diintegrasikan ke dalam pelayanan kesehatan formal diwujudkan dengan peluncuran Program Saintifikasi Jamu. Dalam Permenkes Nomor 003 Tahun 2010 yang diterbitkan pada tanggal 4 Januari 2010, disebutkan bahwa Saintifikasi Jamu dinyatakan sebagai riset berbasis pelayanan untuk mendapatkan bukti ilmiah keamanan dan khasiat jamu sehingga jamu dapat dimanfaatkan oleh masyarakat maupun dalam fasilitas kesehatan. Klinik Saintifikasi Jamu Rumah Riset Jamu Hortus Medicus B2P2TOOT merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang ditetapkan dalam Permenkes tersebut. Secara luas, Saintifikasi Jamu diartikan sebagai keseluruhan penelitian mulai dari studi etnofarmakologi, ekplorasi tumbuhan obat, budidaya sampai dengan uji praklinik dan klinik ramuan jamu yang mendukung diperolehnya jamu Saintifik. Hingga saat ini sudah dihasilkan 11 ramuan jamu saintifik.

Milestone Tonggak Perjalanan B2P2TOOT (Dibikin infografis)

< 1948 : Kebun koleksi RM Santoso

1948 : Hortus Medicus dikelola oleh Lembaga Eijkman

1978 : Balai Penelitian Tanaman Obat (BPTO) melalui Kepmenkes No. 149 tahun 1978

2006: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TOOT) melalui Permenkes No. 491 tahun 2006

2010:  Saintifikasi Jamu melalui Permenkes No. 003 tahun 2010

2017: UPT Rujukan Saintifikasi Jamu

2018: Lembaga Litbang yang dibina menjadi pusat unggulan Iptek (PUI) Saintifikasi Jamu

 

Visi

  • Menjadi institusi rujukan penelitian dan pengembangan tanaman obat dan obat tradisional.

 

Misi

  • Meningkatkan mutu Litbang.
  • Mengembangkan hasil Litbang.
  • Meningkatkan pemanfaatan hasil Litbang.

 

Nilai

  • PIREC Kemenkes (Pro rakyat, Inklusif, Responsif, Efektif-Efisien, Clean/bersih).
  • LITBANG JAMU (Loyal, Integritas, Tanggung Jawab, Berbagi, Amanah, Niatkan Ibadah, Goal Oriented, Jujur, Akurat, Manfaat, Unggul).
  • Nilai Litbang
    1. Loyal

Setiap warga Balitbangkes menjalankan tugas dan fungsinya dalam rangka loyalitas dan kecintaan terhadap NKRI.

    1. Integritas

Setiap warga Balitbangkes memiliki integritas yang tinggi, profesional, dan jujur, dalam menjalankan tugas dan fungsinya untuk mendukung penyelenggaraan Litbangkes yang bermutu.

    1. Tanggung Jawab

Setiap warga Balitbangkes memiliki kesadaran yang tinggi akan setiap tindakannya untuk menjunjung tinggi martabat diri dan organisasi.

    1. Berbagi

Setiap warga Balitbangkes mampu saling memberi, saling menghargai, dan bekerja dalam tim, untuk menjalankan misi organisasi.

    1. Amanah

Setiap warga Balitbangkes mampu menjalankan amanah yang dibebankan pada dirinya dengan penuh tanggung jawab dan keihklasan untuk keberhasilan misi organisasi.

    1. Niatkan Ibadah

Setiap warga Balitbangkes dalam menjalankan tugas kelembagaan diniatkan dalam rangka menjalankan ketakwaan kepada Tuhan YME.

    1. Goal Oriented

Setiap warga Balitbangkes mengarahkan semua pola pikir, pola sikap, dan pola tindak untuk memajukan Balitbangkes sebagai lokomotif pembangunan kesehatan.

 

Arah Penelitian di Bidang Tanaman Obat dan Obat Tradisional

  1. Bioprospeksi Tanaman Obat

Menghasilkan:

    • Basis data pengetahuan etnomedisin
    • Basis data tumbuhan obat
    • Koleksi dan data karakter plasma nutfah/aksesi
  1. Standarisasi Tanaman Obat

Menghasilkan:

    • Basis data bahan baku jamu
    • Tanaman obat terstandar
    • Simplisia terstandar
  1. Uji Prakilinik

Menghasilkan:

    • Profil keamanan praklinis ramuan jamu
    • Profil khasiat praklinis ramuan jamu
    • Mekanisme aksi ramuan jamu
  1. Formulasi Sediaan Jamu

Menghasilkan:

    • Teknologi ekstraksi tanaman obat
    • Formula sediaan
    • Teknologi scalling up dan produksi
  1. UJi Klinik dan Pemanfaatan Jamu
    • Jamu saintifik
    • Promosi dan perilaku pemanfaatan jamu

Fasilitas Pendukung Milik B2P2TOOT

  1. Laboratorium Terpadu yang terdiri dari:
    • laboratorium sistematika tumbuhan, laboratorium benih dan dan pembibitan, laboratorium pengendalian hama dan penyakit tanaman, laboratorium ganetika, laboratorium fitokimia, laboratorium instrumen, laboratorium formulasi, laboratorium mikribiologi, laboratorium kultur jaringan tanaman, laboratorium biologi molekuler.
  1. Laboratorium Farmakologi
  2. Laboratorium Pascapanen
  3. Laboratorium sediaan bahan jamu
  4. Rumah riset jamu Hortus Medicus
  5. Museum jamu Hortus Medicus
  6. Perpustakaan
  7. Sinema fitomedika
  8. Gedung iptek tanaman obat dan obat tradisional
  9. Rumah kaca adaptasi dan pelestarian tanaman obat
  10. Herbarium tawangmanguensis

Selain fasilitas penunjang yang ada di lingkungan B2P2TOOT tersebut, juga ada kebun Tanaman Obat (KTO) milik B2P2TOOT.

  1. Etalase Tanaman Obat
    • Terletak di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar-Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggian 1.200 mdpl
    • Lahan seluas 3.505 m2
    • Difungsikan sebagai kebun koleksi dan wisata ilmiah tanaman obat
    • Koleksi tanaman obat di Kebun Etalase Obat lebih dari 600 jenis tanaman, beberapa di antaranya: Ekinase, lidah buaya, trawas, dll
  1. KTO Tlogodlingo
    • Terletak di Dusun Tlogodlingo, Desa Gondosuli, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggian 1.694-1.800 mdpl
    • Lahan seluas 135.995 m2
    • Difungsikan sebagai lahan riset, pembibitan, produksi tanaman obat, ruang destilasi minyak atsiri, dan wisata ilmiah tanaman obat
  1. KTO Citeureup Bogor-Jawa Barat
    • Terletak di Desa Babakan Madang, Citeurup, Bogor-Jawa Barat
    • Berada pada ketinggian 400 mdpl
    • Lahan seluas 32.000 m2
    • Difungsikan sebagai tempat produksi dan etalase tanaman obat
    • Koleksinya antara lain: sambiloto, tapakliman, sembung, cabe jawa, pala, paliasa, dll
  1. KTO Toh Kuning, Karangpandan
    • Terletak di Desa Toh Kuning, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggain 400-600 mdpl
    • Lahan seluas 7.972 m2
    • Difungsikan sebagai lahan percobaan, tempat produksi, dan pembibitan tanaman obat
    • Koleksinya antara lain: tempuyung, kemuning, sambang colok, artemisia, pegagan, dll
  1. KTO ngemplak
    • Terletak di Desa Ngemplak, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggain 400-600 mdpl
    • Lahan seluas 3.127 m2
    • Difungsikan sebagai lahan percobaan, lahan produksi, dan pembibitan tanaman obat
    • Koleksinya antara lain: temulawak, pegagan, kunyit, tempuyung, daun ungu, jati belanda, dll
  1. KTO Doplang, Matesih
    • Terletak di Desa Doplang, Kecamatan Karangpandan, Karanganyar, Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggain 400-600 mdpl
    • Lahan seluas 25.000 m2
    • Difungsikan sebagai lahan percobaan, tempat budidaya, produksi, pembibitan tanaman obat, dan lahan pupuk kompos
    • Koleksinya antara lain: pegagan, temulawak, kunir putih, jati belanda, dll
  1. KTO Kalisoro
    • Terletak di Desa Kalisoro, Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggian 1200 mdpl
    • Lahan seluas 3.644 m2
    • Difungsikan sebagai kebun induk tanaman obat (plasma nutfah), lahan percobaan, kebun koleksi, pembibitan, kebun produksi tanaman obat dan lahan produksi pupuk organic
    • Koleksinya antara lain: daun ungu, ekinase, jati belanda, kumis kucing, dll
  1. KTO Tegal Gede Karanganyar
    • Terletak di Kecamatan Karanganyar, Karanganyar, Jawa Tengah
    • Berada pada ketinggain 185-200 mdpl
    • Lahan seluas 6.170 m2
    • Difungsikan sebagai lahan percobaan dan kebun produksi tanaman obat
    • Koleksinya antara lain: meniran, daun ungu, tempuyung, temulawak, brotowali, dll

Program B2P2TOOT

  1. Riset Tanaman Obat (Ristoja)
    B2P2TOOT melakukan riset tanaman obat dan jamu dengan mendatangi Epistasis di seluruh Indonesia. Melalui riset ini, B2P2TOOT menggali tanaman obat apa saja yang dimanfaatkan oleh masyarakat di suatu wilayah. Data mengenai tanaman obat maupun pemakaiannya dibawa ke Herbarium yang menjadi portal database tanaman di Indonesia. Hasil Ristoja akan dipublikasikan kepada masyarakat melalui berbagai bentuk, seperti jurnal, buku, leaflet, website, facebook, dan sosial media lainnya.
  2. Petani Binaan
    Untuk memenuhi suplai kebutuhan tanaman obat, B2P2TOOT menggandeng petani binaan. Pihak B2P2TOOT memberikan edukasi kepada petani binaan agar dapat menghasilkan tanaman obat yang berkualitas. Hasil tanaman obat yang diterima B2P2TOOT adalah tanaman obat yang memiliki standard dan kualitas yang telah ditetapkan. Selain mensuplai B2P2TOOT, petani binaan juga diizinkan untuk menjual produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar.
  3. Klinik Hortus Medicus
    Klinik Hortus Medicus berada di kompleks B2P2TOOT Tawangmangu. Klinik ini dibuka untuk umum, siapa pun boleh berobat ke klinik ini. Berbeda dari klinik-klinik pengobatan pada umumnya, klinik Hortus Medicus adalah klinik yang memanfaatkan tanaman obat dan jamu untuk meresepkan obat untuk pasien-pasiennya. Melalui proses penelitian dan bukti-bukti ilmiah terkait keamanan dan khasiat tanaman obat, kemudian diaplikasikan ke manusia/orang sebagai uji klinisnya.
  4. Saintifikasi Jamu
    B2P2TOOT melakukan penelitian terhadap tanaman obat untuk menghasilkan sebuah formula ramuan yang menjadi obat penyakit-penyakit degeneratif yang berkaitan dengan penuaan. Saat ini, B2P2TOOT telah menghasilkan 11 ramuan jamu saintifik. Formula dari kesebelas ramuan jamu tersebut telah terbukti aman dan berkhasiat melalui Uji Klinik Randomized Controlled Trial (RCT).