Jamupedia

Cengkeh

Tanaman cengkeh (Syzigium aromaticum) merupakan tanaman rempah Indonesia yang sangat terkenal di mata dunia. Cengkeh menjadi salah satu rempah-rempah primadona yang diburu oleh Bangsa Eropa hingga mereka berbondong-bondong datang ke Indonesia. Pada masa itu, rempah-rempah, termasuk cengkeh, dianggap sebagai barang berharga. Hal ini dikarenakan cengkeh merupakan penyedap dan bumbu masakan yang memberikan efek hangat pada badan sekaligus berkhasiat sebagai obat-obatan. Terlebih bagi bangsa barat yang keadaan tanahnya tidak mendukung untuk penanaman rempah, mereka sangat tergiur untuk datang dan menguasai negara penghasil rempah.

 

 

Biasanya cengkeh dimanfaatkan dalam industi rokok, makanan, dan obat-obatan. Tanaman cengkeh dikenal dengan nama cengkeh (Indonesia, Jawa, Sunda), bungeu lawang (Gayo), gomode (Halmahera, Tidore), cangkih (Lampung), wunga lawang (Bali), cengke (Bugis), Sinke (Flores), Canke (Ujung Pandang), Sake (Nias), clove (Inggris).

Klasifikasi tanaman cengkeh

Kingdom              : Plantae

Divisi                     : Spermatophyta

Sub divisi             :Angiospermae

Kelas                     : Dicotyledoneae

Ordo                      : Myrtales

Famili                    : Myrtaceae

Genus                   : Syzigum

Spesies                 : Syzigum aromaticum

Morfologi tanaman cengkeh

Cengkeh termasuk jenis tumbuhan perdu yang memiliki batang pohon besar dan berkayu keras.Tanaman dengan tinggi mencapai 20-30 meter ini memiliki cabang yang lebat yang dipenuhi oleh ranting-ranting kecil yang mudah patah. Ukuran rantingnya relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan batang utama. Tajuk atau mahkotanya berbentuk kerucut, piramida, atau piramida ganda dengan batang menjulang ke atas.

Daun cengkeh memiliki ciri khas yang mudah dibedakan dengan daun tanaman yang lain. Bentuk daunnya bulat telur sampai lanset memanjang dengan bagian ujung dan pangkalnya meruncing. Daun cengkeh termasuk jenis daun tunggal yang rata-rata memiliki ukuran panjang 6-13,5 cm dan lebar 2,5-5 cm. Bagian tepi daun rata, memiliki pertulangan daun menyirip, dan permukaan daun bagian atas mengkilap. Daun cengkeh termasuk jenis daun tidak lengkap karena tidak memiliki pelepah daun, hanya memiliki tangkai daun (petioles) dan helaian daun (lamina). Daun yang masih muda berwarna kuning kehijauan bercampur dengan warna kemerahan dan akan berubah menjadi hijau tua ketika sudah tua.

Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun, tangkainya pendek dan bertandan. Bunga cengkeh yang masih muda berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijauan dan berubah lagi menjadi merah muda ketika sudah tua. Bunga cengkeh yang sudah kering berwarna coklat kehitaman dan memiliki rasa yang pedas.

Cengkeh memiliki empat  jenis akar, yakni akar tunggang, akar lateral, akar serabut, dan akar rambut. Akar tunggang dan akar lateral mempunyai ukuran yang relatif besar. Bedanya, akar tunggang tumbuh lurus ke bawah dan sedikit bercabang, sedangkan akar lateral tumbuh menyamping dan bercabang. Akar serabut memiliki ukuran kecil tetapi sangat panjang, tumbuh menyamping dan ke bawah dengan jumlah yang sangat banyak. Pada akar serabut ini terdapat banyak akar rambut yang berukuran sangat kecil yang berfungsi sebagai penyerap air dan unsur hara dari dalam tanah.

Tempat pertumbuhan dan perbanyakan

Tanaman cengkeh membutuhkan tempat tumbuh atau lingkungan khusus untuk bisa berproduksi dengan baik. Faktor lingkungan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman cengkeh adalah iklim dan tanah. Faktor iklim meliputi tinggi tempat dari permukaan laut, jumlah, dan sifat hujan, serta paparan sinar matahari yang diterima tanaman. Iklim dengan curah hujan yang merata sepanjang tahun sangat baik untuk tanaman cengkeh karena tanaman ini tidak tahan terhadap musim kemarau yang terlalu panjang. Curah hujan yang dibutuhkan pada bulan kering berkisar antara 60-80 mm per bulan atau menghendaki bulan-bulan basah selama sembilan bulan dan bulan-bulan kering selama tiga bulan dengan curah hujan sekitar 2.000-4.000 mm per tahun.

Tanaman cengkeh tumbuh dan berproduksi dengan cepat jika ditanam di dataran rendah dan mengalami produksi yang lambat jika ditanam di dataran tinggi, bahkan terkadang tidak mau berproduksi sama sekali. Tanaman cengkeh akan tubuh dengan baik apabila mendapat sinar matahari langsung. Tanaman ini tumbuh baik di daerah topis pada ketinggian 600-1.100 meter di atas pemukaan laut di tanah yang memiliki drainase baik. Di Indonesia, cengkeh cocok ditanam di daerah dataran rendah dekat pantai maupun di pegunungan pada ketinggian 900 mdpl.

Perbanyakan tanaman cengkeh dapat dilakukan secara vegetatif dan generatif.  Perbanyakan secara vegetatif dilakukan dengan cangkok, stek, dan kultur jaringan. Di Indonesia, umumnya perbanyakan cengkeh dilakukan dengan cara generatif (dengan biji), sehingga seringkali ditemukan pada suatu areal pertanaman cengkeh terdapat pohon-pohon yang memiliki kualitas bunga atau daun yang berlainan meskipun benihnya berasal dari satu jenis pohon induk.

Kandungan dan khasiat cengkeh

Daun cengkeh mengandung komponen fenolik yang tinggi berupa senyawa eugenol 70-80 %. Senyawa ini bersifat antioksidan dan memiliki sifat sebagai stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiseptik, dan antipasmodik. Eugenol mengandung senyawa aktif seperti saponin, flavonoid, tannin, dan minyak atisiri. Komponen fenolik merupakan antioksidan alami yang bermanfaat bagi tubuh manusia dan menjadi pelindung melawan efek bahaya radikal bebas serta diketahui mampu menurunkan risiko kanker, obat sakit gigi, jantung koroner, stroke, artheroscleosis, osteoporosis, inflamasi, penyakit neurodegeneratif, dan sebagai produk aroma terapi.

Di Indonesia, cengkeh banyak dimanfaatkan untuk bahan pembuatan rokok kretek, bumbu dan penyedap makanan dan minuman, serta bahan untuk pembuatan obat-obatan. Bagian yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan di atas adalah bunga, tangkai, dan daunnya. Bunga cengkeh yang sudah dikeringkan dapat digunakan sebagai obat kolera dan menambah denyut jantung. Minyak cengkeh sering digunakan sebagai pengharum mulut, mengobati bisul, sakit gigi, memperkuat lendir usus dan jantung serta menambah jumlah sel darah putih. Tanaman cengkeh juga dapat dijadikan sebagai obat tradisional karena memilki khasiat untuk mengatasi sakit gigi, sinusitis, mual dan muntah, kembung, masuk angin, sakit kepala, radang lambung, batuk,  rematik, campak, sebagai anti nyamuk, dan lain-lain. Sementara itu, orang India menggunakan cengkeh sebagai campuran bumbu khas India atau garam masala.

Cengkeh untuk pengobatan

  1. Mengurangi sakit gigi

Minyak cengkeh yang mengandung senyawa eugenol dipercaya bisa mengatasi nyeri akibat sakit gigi. Cengkeh juga memiliki efek farmakologi sebagai antioksidan, antikuman, dan antijamur. Beberape penelitian menunjukkan bahwa senyawa eugenol efektf meredakan rasa sakit, peradangan, dan infeksi.

  1. Mengobati tukak lambung

Tukak lambung terjadi akibat penipisan lendir lambung atau meningkatnya asam lambung yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti stres dan infeksi. Mengonsumsi cengkeh dapat membantu mengobati kondisi tersebut karena minyak esensial dari cengkeh bisa meningkatkan produksi lendir pada lambung. Lendir lambung ini berfungsi sebagai penghalang asam lambung dan mencegah luka pada dinding lambung akibat cairan asam lambung.

  1. Menghambat pertumbuhan bakteri

Cengkeh memiliki sifat antibakteri yang berguna untuk menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab infeksi. Dikutip dari alodokter.com, sebuah penelitian menunjukkan bahwa minyak esensial dari cengkeh efektif membunuh bakteri E.coli yang dapat menyebabkan diare. Selain itu, cengkeh juga membantu menjaga kesehatan mulut dan menghambat pertumbuhan berbagai jenis bakteri di mulut. Efek antibakteri ini juga berlaku untuk menghambat pertumbuhan kuman pada kulit yang menjadi penyebab jerawat.

  1. Mencegah ejakulasi dini

Menurut penelitian, mengoleskan krim yang mengandung bunga cengkeh yang telah dicampur dengan bahan-bahan lain seperti ginseng ke kulit penis dapat mencegah ejakulasi dini.

  1. Menjaga kesehatan hati

Kandungan eugenol pada cengkeh bisa meningkatkan fungsi hati dan mengurangi peradangan. Selain itu, cengkeh juga diyakini bisa mencegah sirosis.

Selain khasiat yang telah disebutkan di atas, perlu diingat bahwa penggunaan cengkeh sebagai obat herbal juga memiliki efek samping. Beberapa efek samping tersebut antara lain berupa alergi, iritasi pada kulit dan gusi, gangguan hati, dan penghambatan terhadap obat pengencer darah. Penggunaan cengkeh sebagai obat herbal sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak, ibu hamil atau menyusui, dan orang yang memiliki gangguan hati.