Jamu Jago
Jamu Jago adalah salah satu industri jamu yang memiliki nama besar di Indonesia. Kantor pusat jamu jago terletak di jl. Mangunsarkoro 106 Semarang, Jawa Tengah. Pabrik pengolahannya berada di Srondol, tepatnya di jl. Perintis Kemerdekaan, Semarang. Jamu Jago konsisten menjaga mutu perusahaan dan mampu bertahan hingga sekarang.
Sumber gambar: www.jago.co.id
Sejarah
Jamu Jago adalah salah satu perusahaan jamu tertua di Indonesia yang masih bertahan hingga sekarang. Jamu Jago dirintis pada tahun 1918 oleh T.K. Suprana dan istrinya, Tjia Kiat Nio atau lebih dikenal dengan “Mak Jago”. Sejoli ini memiliki dasar pengetahuan dan ketrampilan membuat ramuan tradisional dari tanaman berkhasiat dalam bentuk serbuk.
Rintisan usaha mereka diawali dengan membuka toko jamu kecil di daerah Wonogiri dengan nama Djamoe Djago. Produk serbuk Djamoe Djago kemudian berkembang dan meluas ke daerah Solo hingga hampir seluruh pulau Jawa. Pada tahun 1930-an, perusahaan “Mak Jago” berubah nama menjadi “Toko Obat dan Fabriek Djamoe Poa Tjong Kwan, Wonogiri-Jawa”. Tepat pada tahun 1936 Djamoe Djago pun semakin berkembang dan produknya telah tersebar hingga wilayah Hindia Belanda atau Nusantara.
Sumber gambar: basabasi.co
Berkembangnya Jamu Jago tidak terlepas dari kekompakan keempat putra Poa Tjong Kwan yang bekerja sama mengurusi masing-masing lini perusahaan. Pada tahun itu pula, T.K. Suprana memercayakan perusahaan dan mewariskan Djamoe Djago kepada anak-anak mereka, yaitu Anwar, Panji, Lambang, dan Bambang. Tahun 1945, Djamoe Djago hijrah ke Semarang, tepatnya di daerah Srondol.
Pada tahun 1960-an, jamu jago mencoba untuk memperluas usaha mereka dengan mendirikan PT DEGEPHARM yang bergerak dalam bidang obat modern. Usaha ini diteruskan oleh Sindhu Anwar, Jaya Suprana, Nugroho Suprana, Suryo Hadiwinoto, dan Sena Kerjadi. Mereka adalah penerus ketiga PT Jamu Jago. Di tangan merekalah perusahaan ini mampu berkembang hingga mancanegara dan memeroleh berbagai penghargaan.
Museum
Pada tahun 1990, tepatnya pada tanggal 27 januari, jamu jago mendirikan Museum Rekor-Dunia Indonesia atau lebih dikenal dengan istilah MURI. Museum ini didirikan di Kawasan industri Jamu Jago, Srondol, Semarang. Museum ini digagas oleh generasi ketiga Jamu Jago, Jaya Suprana.
Sumber gambar: apahabar.com
Museum ini didirikan dengan tujuan untuk menegakkan pilar kebanggaan nasional bangsa Indonesia. Selain itu, tujuan dari museum ini adalah agar bangsa Indonesia bangga dan mampu menghargai karsa karya bangsa Indonesia, bukan bangsa asing.
Motto
“Rakyat sehat, negara kuat”
Visi Perusahaan
Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia dan dunia dengan obat tradisional yang dibuat berdasarkan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik.
Misi Perusahaan
Memroduksi obat tradisional dengan bahan baku hasil alam Indonesia yang diproses sesuai CPOTB guna meningkatkan kesehatan masyarakat sesuai dengan motto “ Rakyat sehat, negara kuat”.
Pemasaran
Melalui dua cara strategi pemasaran, produk Jamu Jago dapat dinikmati oleh masyarakat dari semua golongan usia dan jenis kelamin. Strategi yang digunakan oleh Jamu Jago adalah above the line dan below the line.
Above the line, adalah salah satu strategi pemasaran yang dilakukan dengan cara pemasangan iklan melalui media televisi maupun surat kabar. Sedangkan strategi below the line adalah strategi pemasaran yang memanfaatkan “gethok tular” atau informasi dari mulut ke mulut. Gethok tular inilah strategi yang paling diutamakan oleh Jamu Jago untuk memasarkan produk mereka.
Bidang Usaha
Bidang usaha Jamu Jago adalah produksi obat tradisional atau jamu dalam bentuk serbuk, kapsul, pil, ekstrak, dan serbuk instan. Selain itu, Jamu Jago juga menghasilkan produk kosmetik.
Produksi per hari
Jamu jago mampu memroduksi 600.000 bungkus jamu per hari. Banyaknya produksi per hari dipengaruhi oleh permintaan pasar luar negeri, seperti Jepang, Malaysia, Singapura, Canada, dan Australia. Hasil produksi ini didukung dengan keberadaan mesin yang memadai serta jumlah pekerja yang cukup untuk memroduksi 600.000 bungkus per hari. Selain itu, kepercayaan konsumen pada Jamu Jago juga didukung dengan adanya pengawasan mutu setiap hari.
Pengawasan Mutu
- Pengawasan mutu secara kimia
- Uji kelarutan
- Uji kadar abu
- Uji PH
- Uji enzim diastase pada madu
- Penetapan kadar minyak atsiri pada simplisia bahan
- Penetapan kadar alkohol pada produk
- Penetapan kadar sineol minyak kayu putih
- Pengujian sisa penguapan pada menthol
- Pengawasan mutu secara fisika
- Uji kebocoran
- Uji kadar air
- Uji waktu hancur
- Uji kromatografi lapis tipis
- Uji viskositas
- Uji bobot jenis
- Uji indeks bahan bias
- Pengawasan mutu secara Mikrobiologi
- Uji angka lempeng total
- Uji angka kapang khamir
- Uji pathogen
Penghargaan
- Penghargaan International Asia Award sebanyak dua kali
- Penghargaan International Trophy for Quality
Produk
Produk Jamu Jago yang beredar mencapai lebih dari 200 produk, akan tetapi ada beberapa produk yang cukup terkenal di kalanangan masyarakat, antara lain:
- Jamu buyung upik
- Jamu Esha
- Basmingin
- Selasi
- Bandrek