Lidah Buaya
Tanaman lidah buaya (Aloe Vera L.) tentunya bukan tanaman asing bagi masyarakat Indonesia. Tanaman dengan segudang manfaat ini umum dijumpai di halaman-halaman rumah sebagai tanaman hias atau pun tanaman obat. Lidah buaya dapat dengan mudah tumbuh dan dibudidayakan tanpa mensyaratkan perawatan khusus, baik di daerah kering maupun di daerah beriklim dingin. Tanaman ini termasuk dalam jenis tanaman sukulen atau biasa disebut dengan istilah tanaman CAM (Crassulance Acid Metabolism). Sebagai tanaman sukulen, lidah buaya tidak membuka stomatanya pada siang hari. Pada malam harinya, stomata akan membuka dan memungkinkan uap air masuk, setelah itu tidak terjadi penguapan air lagi sehingga air di dalam tubuhnya dapat terserap.
Sumber gambar: https://www.mellydia.co.id/
Lidah buaya dikenal dengan nama ilat baya (Jawa), letah buaya (Sunda),dan lidah buaya (Melayu). Di Cina, lidah buaya dikenal dengan nama lu hui. Masyarakat sudah terbiasa dengan penggunaan tanaman ini sebagai obat ringan untuk pertolongan pertama. Semisal, ketika menderita luka bakar akibat terkena knalpot panas, rambut rontok, wajah berjerawat, masyarakat memetik lidah buaya di pekarangan rumah untuk dioleskan pada bagian yang sakit.
Sumber gambar: https://bisnisukm.com/
Klasifikasi tanaman lidah buaya
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Monocotyledoneae
Bangsa : Liliflorae
Suku : Liliaceae
Marga : Aloe
Jenis : Aloe barbadensis Miller
Sumber gambar: https://ringtimesbanyuwangi.pikiran-rakyat.com/
Morfologi tanaman lidah buaya
- Daun
Lidah buaya memiliki daun berwarna hijau keabuan yang berdaging tebal, panjang, dan meruncing ke bagian ujungnya. Letak daunnya berhadap-hadapan dengan bentuk yang sama. Pada tepi daunnya terdapat duri-duri lunak. Jika daun dibelah, akan nampak daging berwarna hijau keputihan, dingin, dan memiliki banyak lendir. Panjang daunnya sekitar 15-37 cm dengan lebar 2-6 cm. Saat masih mudah, terdapat bintik-intik kecil berwarna putih.
- Bunga
Lidah buaya akan berbunga jika ditanam pada daerah subtropis. Pada akhir musim dingin dan musim semi, bunganya akan muncul dengan bentuk seperti lonceng, berwarna kuning atau orange. Bunga lidah buaya berukuran sekitar 2,5 cm dan tumbuh di atas tangkai bunga (raceme) dengan tinggi mencapai 1 meter (Briggs dan Calvn, 1987: McVicar, 1994). Bunga keluar dari ketiak daun dan hanya mampu bertahan 1-2 minggu, setelah itu rontok dan kering.
- Batang
Jika dilihat sekilas, tanaman lidah buaya seperti tidak memiliki batang karena ukurannya yang sangat pendek dan hampir semuanya tertutup oleh daun atau terbenam di dalam tanah. Batang lidah buaya berbentuk bulat, batang utamanya berukuran lebih besar dan lebih panjang dibanding cabang-cabangnya (monopodial). Dari batang inilah nantinya akan muncul tunas-tunas anakan yang baru.
- Akar
Lidah buaya memiliki akar yang menyebar pada batang di bagian bawah tanaman. Akarnya tumbuh kesamping sehingga menyebabkan lidah buaya dapat mudah roboh karena perakarannya yang tidak cukup kuat untuk menahan beban.
Tempat tumbuh dan budidaya
Sekali pun cocok ditanam di wilayah tropis maupun subtropis, tanaman lidah buaya menyukai daerah yang berhawa panas dan terbuka dengan kondisi tanah yang gembur. Sebagai tanaman yang mengandung air, lidah buaya tidak menyukai tempat tumbuh yang tergenang air karena batang dan daunnya akan busuk jika di tempat yang berair. Suhu optimum untuk pertumbuhan lidah buaya berkisar antara 16-33 deajat celcius dengan curah hujan antara 1.000 – 3.000 mm/tahun dengan musim kering agak panjang (Furnawanthi, 2002).
Tanaman yang memiliki daya adaptasi tinggi ini dapat diperbanyak dengan cara memindahkan anakan yang banyak tumbuh di sekitar tanaman induk. Anakan pada lidah buaya akan muncul pada umur 5-6 bulan. Anakan yang sudah layak dijadikan bibit memiliki tinggi 10 cm dan 3 daun. Sama halnya dengan tanamana induknya, penanaman anakan lidah buaya juga tidak membutuhkan peawatan khusus karena daya adapatasi yang tinggi.
Kandungan dan khasiat
Sejak dulu lidah buaya dipakai sebagai bahan obat tradisional dan kosmetika. Sejumlah nutrisi yang berupa bahan organik dan anorganik terkandung di dalamnya, di antaranya vitamin, mineral, beberapa asam amino, dan enzim yang diperlukan tubuh. Penggunaannya dapat berupa gel dalam bentuk segar maupun sudah dalam bentuk bahan jadi seperti kapsul, jus, makanan, dan minuman kesehatan.
Zat-zat yang terkandung dalam lidah buaya memiliki aktivitas sebagai anti mikroba, penurun kolesterol darah, anti diabetes, antikanker, antivirus, mencegah chilling injury, serta menyembuhkan luka dan mencegah peradangan (anti inflammatory) (Reynold dan Dweck, 1999). Daun lidah buaya mengandung lemak tak jenuh arachidonic acid dan phosphatidylcholine (Azfal dkk, 1991). Daun dan akarnya mengandung saponin dan flavanoid, selain itu daunnya juga mengandung tanin dan polifenol.
Bagian-bagian dari lidah buaya yang biasa dimanfaatkan adalah:
- Eksudat
Eksudat adalah getah kental berwarna kuning yang biasanya keluar pada saat daun lidah buaya diiris/diambil dari batangnya. Cairan yang berasal dari pelepah daun ini mengandung aloin sebagai bahan aktif laktasif/pencahar.
- Gel
Gel atau lendir adalah bagian utama dari lidah buaya. Gel yang terkandung dalam daun yang dikupas ini mengandung nutrisi yang meliputi asam amino, enzim, mineral, dan vitamin. Gel lidah buaya yang terdiri dari polisakarida berperan dalam menghalangi kelembapan dan oksigen yang dapat mempercepat pembusukan makanan. Gel juga mengandung antibiotik dan anticendawan yang memperlambat atau menghalangi mikrooganisme yang menjadi pemicu keracunan makanan pada manusia (Reynolds dan Dweck, 1999).
Lidah buaya untuk pengobatan
- Penyubur rambut
Pilihlah daun lidah buaya yang segar kemudian belah. Ambil dagingya yang berlendir lalu gosokkan ke kulit kepala. Bungkus rambut dengan kain atau handuk, biarkan beberapa saat agar khasiatnya meresap ke dalam kulit kepala. Cuci dengan air bersih.
- Mengatasi rambut rontok
Siapkan daun lidah buaya sebanyak 40 g, daun mangkokan 20 g, daun waru muda 20 g, dan minyak kemiri 50 ml. Tumbuklah semua bahan tersebut hingga halus. Campur hasil tumbukan dengan minyak kemiri lalu tempelkan ramuan ke kulit kepala. Diamkan selama beberapa waktu sebelum dicuci.
- Luka bakar atau luka akibat tersiram air panas ringan
Tempelkan daging lidah buaya ke bagian tubuh yang sakit.
- Bisul
Tempelkan daging lidah buaya yang telah ditambahkan garam ke bagian tubuh yang bisulan.
- Wasir
Siapkan 1.2 daun lidah buaya, buang durinya dan cuci bersih. Parut daun tersebut dan tambahkan ½ cangkir air matang dan 2 sendok makan madu. Aduk rata campuran tersebut lalu saring. Minum ramuan sebanyak 3 kali sehari.
- Sifilis
Bunga lidah buaya dan daging lidah buaya direbus dengan air secukupnya, rebus hingga mendidih. Minum air rebusan tersebut secara teratur.