Mahkota Dewa
Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa(Scheff.) Boerl) dikenal juga dengan nama simalakama (Sumatera/Melayu) dan makuto dewo (Jawa). Tanaman perdu dari suku Thymelaceaeini berasal dari Papua, tetapi saat ini sudah banyak meyebar di Surakarta (Solo) dan Yogyakarta karena banyak kerabat keraton yang memeliharanya. Konon, tanaman ini dianggap sebagai pusaka dewa karena kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit.
Sumber gambar: www.honestdocs.id
Klasifikasi tanaman mahkota dewa
Kerajaan : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Bangsa : Thymelacales
Suku : Thymelacaceae
Marga : Phaleria
Spesies : Phaleria macrocarpa (Scheff). Boerl
Morfologi tanaman mahkota dewa
Tanaman mahkota dewa merupakan tanaman perdu yang tumbuh sepanjang tahun. Tanaman ini umumnya memiliki tinggi sekitar 1-2,5 meter. Bentuk batangnya bulat dengan percabangan simpodial berwarna coklat kehijauan. Mahkota Dewa memiliki daun tunggal, berwarna hijau dengan tulang daun menyirip. Jika diperhatikan, sekilas mirip daun jambu air tetapi leih langsing dan ujung depannya meruncing. Daunnya duduk berhadapan dan berwarna hijau. Permukaan daunnya licin dan tidak berbulu. Ujung dan pangkal daun berbentuk runcing dengan tepi rata. Panjang daun sekitar 7-10 cm dengan lebar 3-5 cm. Tangkai daun berbentuk bulat dengan panjang 3-5 mm. Bunga mahkota dewa merupakan bunga majemuk, berukuran kecil, berwarna putih, dan berbau harum. Buah mahkota dewa tumbuh dari batang utama hingga ke ranting. Buahnya berbentuk bulat dengan ukuran bervariasi, mulai dari seukuran bola pingpong hingga seukuran apel. Kulitnya memiliki ketebalan sekitar 0,1-0,3 mm. Pada saat masih muda buahnya berwarna hijau, ketika matang berwarna merah terang. Buahnya terdiri atas kulit dan daging, tersusun atas serat dan air serta memiliki biji. Akarnya berupa akar tunggang
Sumber gambar: tanamancantik.com
Tempat tumbuh dan perbanyakan
Mahkota dewa dapat tumbuh liar di daerah hutan dengan ketinggian 10-1.200 mdpl, tetapi akan mencapai pertumbuhan maksimal jika ditanam pada ketinggian 10-1.000 mdpl. Tanaman ini membutuhkan curah hujan 100-2.500 mm/tahun. Tanaman yang berasal dari Papua ini dapat diperbanyak dengan biji, stek, dan cangkok.
Kandungan dan khasiat
Buah mahkota dewa merupakan salah satu sumber antioksidan yang memiliki kandungan senyawa flavonoid sebagai zat antioksidan yang paling tinggi. Selain itu, daging buahnya juga mengandung fenol, minyak atsiri, lignin, sterol, alkanoid, dan tanin. Daun mahkota dewa mengandung alkoloid, teponoid, saponin, senyawa resin, dan senyawa lignan(Polifenol). Sementara itu, kulitnya mengandung alkoloid, terponoid, saponin, dan senyawa resin.
Mahkota dewa untuk pengobatan
- Diabetes mellitus
- Siapkan 5-6 buah mahkota dewa, cuci bersih kemudian iris dagingnya. Rebus bahan tersebut dengan 5 gelas air. Biarkan hingga kira-kira rebusan tersisa 3 gelas. Air rebusan kemudian disaring dan diminum 3 kali sehari, satu gelas setiap kali minum.
- Kanker dan tumor
- Siapkan daging mahkota dewa yang telah dikeringkan sebanyak 5 g, campur dengan 15 g temu putih, 10 g sambiloto kering, dan 15 g cakar ayam kering. Cuci bersih semua bahan dan rebus dengan 5 gelas air. Rebus hingga kira-kira airnya tersisa 3 gelas. Selanjutnya air rebusan tersebut disaring. Minum ramuan tersebut sebelum makan, sebanyak 3 kali sehari, satu gelas setip kali minum.
- Hepatitis
- Siapkan daging mahkota dewa kering sebanyak 5 g, campur dengan 15 g pegagan, 10 g sambiloto kering, dan 15 g daun dewa. Cuci bersih semua bahan dan rebus dengan 5 gelas air. Rebus dan biarkan kira-kira bersisa 3 gelas saja. Saring kemudian minum ramuan 3x sehari satu jam sebelum makan.
- Rematik dan asam urat
- Siapkan 5 g daging mahkota dewa, campur dengan 15 g akar sidaguri dan 10 g sambiloto kering. Cuci bersih semua bahan tersebut kemudian rebus dengan 5 gelas air hingga airnya tersisa 3 gelas. Saring dan minum air rebusan tersebut 3x sehari.